Minggu, 13 Februari 2011

MENGENAL IKLIM DAN KLASIFIKASINYA


Oleh :
Dra. Batin Wardah
(Guru Geografi SMAN 1 Cibungbulang) 
 

Setelah Anda mempelajari materi ini diharapkan dapat menjelaskan tipe-tipe penggolongan iklim di dunia :
1.    Zaman Yunani
2.    Klagen
3.    Supan dan Rubner
4.    Junghuhn
5.    Koppen
6.    Schmid-Ferguson

 Tipe-tipe Iklim
Iklim merupakan gabungan berbagai kondisi cuaca sehari-hari atau dikatakan juga rata-rata cuaca. Iklim disusun berdasarkan unsur-unsur yang sama dengan unsur-unsur penyusun cuaca. Untuk mengetahui penyim­pangan-penyimpangannya, iklim harus berdasarkan nilai normal. Yaitu, nilai rata-rata cuaca selama 30 tahun (berdasarkan persetujuan internasional).
Untuk menggolongkan iklim digunakan beberapa cara dengan dasar yang berbeda-beda. Untuk hal tersebut akan dibahas tipe-tipe iklim menurut Koppen, Junghuhn, serta para ahli lainnva agar dapat membandingkan tiap­-tiap iklim tersebut.

1. Zaman Yunani
      Klasifikasi iklim pada zaman Yunani dilakukan berdasarkan temperatur. Tiap belahan bumi dibagi menjadi tiga daerah (zona), yaitu sebagai berikut :
a. Daerah tropis mempunyai ciri-ciri:
1)  tidak ada musim dingin (winter)
2)  temperaturnya terus-menerus tinggi
b. Daerah sedang mempunyai ciri-ciri:
1)  terdapat musim yang berbeda tegas;
2)  satu musim panas dan hangat, sedangkan yang lainnya sejuk atau dingin.
c.Daerah kutub mempunyai ciri-ciri:
1)  tidak ada musim panas (summer);
 2) temperatur sepanjang tahun rendah.
2. Klagen (1942)
Klasifikasi iklim Klagen berdasarkan pada temperatur  permukaan bumi dibagi menjadi 5 daerah, yaitu sebagai berikut :
a.         Daerah tropis mempunyai rata-rata temperatur setahun lebih besar dari 20° C.
b.         Daerah subtropis mempunyai ciri antara 4 - 11 bulan temperaturnya lebih besar         dari 20°  C
c. Daerah sedang mempunyai ciri antara 4 - 12 bulan temperaturnya antara 10° - 12° C
d.    Daerah dingin mempunyai ciri antara 1 - 4 bulan temperaturnya 10° - 20° C dan lainnya kurang dari 10° C.
e.    Daerahl kutub mempunyai ciri temperaturnya rata-rata -1° C dan tanpa bulan      terpanas dengan temperatur lebih dari 10° C.

3. Supan dan Rubner
Klasifikasi iklim ini berdasarkan pada kedudukan bumi terhadan matahari dan garis-garis isoterm. Iklimnya disebut iklim matahari. Menurut kenampakan sehari-hari, sekitar  pukul 06.00 matahari terbit di ufuk timur. Puku112.00 berada di atas kepala dan kemudian terbenam di ufuk barat pada pukul 18.00. Pergerakan harian matahari itu adalah gerak semu atau seolah­-olah matahari itu bergerak. Gerak semu matahari itu akibat bumi berotasi (berputar) pada sumbunya dengan kala rotasi 24 jam. Berikut adalah gambaran gerak semu matahari di antara 23,5° LU dan 23,5° LS.

                             Gambar gerak semu matahari
Pada tanggal 23 September, kedudukan semu matahari berada tepat atas khatulistiwa dan bergerak ke selatan. Tiga bulan kemudian, yaitu tanggal 22 Desember kedudukan semu matahari berada tepat di atas 23,5° LS. Dari tangga122 Desember, bergerak ke utara dan tepat pada tangga121 Maret matahari kembali berada di atas khatulistiwa bumi. Tiga bulan kemudian kedudukan semu matahari, yaitu pada tanggal 22 Juni berada di atas LU bumi. Lewat tanggal 22 Juni, matahari tidak ke utara, tetapi kembali khatulistiwa, yaitu tanggal 23 September dan seterusnya. Lintang 0, 23,5 LU - 23,5° LS dan 66,5° LU/LS merupakan garis isoterm, yaitu garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan bumi dengan suhu yang sama.
Berdasarkan kedudukan bumi terhadan matahari dan berdasarkan garis­-garis isoterm, Supan dan Rubner menetapkan iklim matahari alas tujuh daerah iklim, seperti gambar berikut ini.
a.  Iklim tropis, ciri-cirinya sebagai berikut:
1)  letaknya di bagian bumi antara 23,5° LU - 23,5° LS;
2)  suhu rata-rata tinggi dan hari panas lebih dari 250 hari/tahun;
3)  di daerah iklim tropika tidak mengenal musim dingin;
4)  tempat gerakan-gerakan aliran udara konveksi.
b.    Iklim subtropis utara dan selatan, ciri-cirinya sebagai berikut:
1)  letaknya masing-masing di bagian bumi antara 23,5° LU - 40° LU dan
23,5° LS - 40° LS;
2)  di bagian bumi ini tempat turunnya angin antipasat yang kering dan panas;
3)  gurun pasir yang luas di dunia terdapat di daerah iklim ini.
c.   Iklim sedang utara dan selatan, ciri-cirinya sebagai berikut:
1)  letaknya di bagian-bagian bumi antara 40° LU - 66,5° LU dan 40°LS  - 66,5° LS;
2) di daerah iklim ini mengalami empat musim, yaitu musim panas, musim rontok, musim dingin, dan musim semi.
d.  Iklim kutub (iklim dingin), ciri-cirinya sebagai berikut:
1) letaknya di bagian-bagian kutub bumi, yaitu di Kutub Utara (66,5°LU - 90°LU) dan Kutub Selatan (66,5 LS - 90° LS);
2)  selama 8 - 11 bulan setiap tahunnya, suhu udara rata-rata di bawah 0°
4. Junghuhn
Frans Junghuhn adalah seorang klimatolog Jerman yang melakukan penelitian di Jawa Barat. Junghuhn menggolongkan iklimnya atas empat daerah suhu udara menurut, ketinggian tempat dari muka laut. Penggolongan ini erat hubungannya dengan jenis-jenis tanaman yang tumbuh dan berproduksi optimal sesuai dengan habitat suhunya.
Seperti pada diagram di atas, penggolongan daerah iklim menurut ­Junghuhn adalah sebagai berikut :
a.  Daerah udara panas (0 - 600 meter dpl), suhunya 23,3°C - 22° C. Di daerah ­ini cocok untuk   jenis tanaman kelapa, tebu, padi, karet, buah-buahan, lada, dan lainnya,
b. Daerah udara sedang (600 -1.500 meter dpl), suhunya 22° C - 17,1° C
daerah ini masih cocok untuk aneka jenis tanaman kapuk, cokelat, r_ teh, kina, dan aneka jenis tanaman sayuran, seperti kentang, kol tc, petsay, dan tembakau.
c. Daerah udara sejuk (1.500 - 2.500 meter dpl), suhunya 17,1° C -11,1°. Di daerah ini masih cocok untuk aneka jenis tanaman sayuran, teh kina, dan aneka jenis hutan tanaman industri (HTI).
d. Daerah udara dingin (lebih dari 2.500 meter dpl), suhunya 11,1°C – 6,2 °C
Pada ketinggian ini di Indonesia hampir tidak ada tanaman budi dya. Pepohonan yang tumbuh di ketinggian lebih dari 2.500 mete­r semakin pendek. Di daerah ini banyak dijumpai tumbuhan dan semak belukar.
5.  Koppen
Wladimir Koppen lahir 1918, Austria dari Universitas Graz, ahli di bidang klimatologi dan geografi tumbuh-tumbuhan. Klasifikasi iklim Koppen berdasarkan rata-rata curah hujan dan temperatur terhadan perkembangan dan pertumbuhan tanaman.
Tanaman tidak hanya tergantung pada jumlah hujan, tetapi juga oleh intensitas evaporasi (banyaknya penguapan). Untuk mengetahui intensitas evaporasi dan daya guna hujan, yaitu dengan cara menghubungkan hujan dan temperatur.
Koppen mengklasifikasikan iklim atas 5 golongan besar menggunakan huruf kapital, yaitu A, B, C, D, dan E. Iklim B digabungkan dengan huruf kapital lain, yaitu huruf S (stepa atau semi arid) dan W (wuste atau arid), sedangkan E dengan T (tundra), dan F (frost). Oleh karena itu, iklim Koppen menjadi 4 iklim, yaitu BS, BW, ET, dan EF.
Untuk iklim A, C dan D digabungkan dengan huruf kecil, yaitu huruf, m, s, dan w.
f =feucht (lembab), berarti basah, sepanjang tahun selalu turun hujan dan tidak ada musim kering.
m=medium, berarti musim hujannya panjang atau musim keringnya pendek.
S=summer, berarti kering pada musim panas.
w=winter, berarti kering pada musim dingin.
Iklim A menjadi Af, Am, dan Aw, sedangkan iklim C menjadi Cf, Cs, Cw dan iklim D menjadi Df, dan Dw. Seluruhnya menjadi 12 tipe iklim.
Perhatikan skema iklim Koppen di samping ini
Gambar  klasifikasi iklim
Deskripsi iklim Koppen adalah sebagai berikut :
a.    Iklim A (iklim hujan tropik atau tropical rain climates)
Temperatur rata-rata bulanan lebih besar dari 18° C (64° F). Curah hujannya tinggi, lebih besar dari penguapan.
Iklim A ini dibagi menjadi beberapa tipe iklim sebagai berikut :
1).  Af (iklim tropis basah atau iklim hutan hujan tropis)
Di samping memenuhi syarat di atas, daerah-daerah tersebut juga pada bulan terkering hujan rata-ratanya lebih besar dari 60 mm.
2) . Am (iklim tropis basah atau variasi antara iklim Af dan Aw)
Ada bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering. Pada musim keringnya masih terdapat hutan yang cukup lebat.
3).  Aw (iklim tropis basah kering atau iklim sabana tropis)
Jumlah hujan bulan-bulan basah tidak dapat membagi kekuyangan hujan pada bulan-bulan kering. Vegetasi yang ada adalah sabana atau savana, yaitu padang rumput yang diselingi pohon-pohon yang jayang atau hutan-hutan kecil.
b. Iklim B (iklim kering atau dry climates)
Penguapan lebih besar dibandingkan curah hujannya dan tidak ada kelebihan air.
Iklim B ini dibagi menjadi 2 tipe, yaitu sebagai berikut :
1)  BS (iklim steppe atau semi arid)
Daerah setengah kering yang terletak antara daerah savana danadang pasir pada lintang kecil.
Iklim BS dibagi menjadi dua, yaitu:
a) BSh = rata-rata temperatur tahunan lebih besar dari 18° C (64° F)
b) BSk = rata-rata temperatur tahunan kuyang dari 18° C (64°F)
2)  BW (iklim kering atau arida atau gurun).
c.  Iklim C (iklim sedang atau humid mesothermal climates)
Rata-rata bulan terdingin temperaturnya lebih besar dari -3° C, tetapi lebih kecil dari 18° C (64° F). Rata-rata temperatur bulanan terpana­s lebih besar dari 10° C (50° F).
Iklim C ini dibagi menjadi 3 tipe, yaitu sebagai berikut :
1).  Cf (iklim laut sedang yang lembap), selalu lembap sepanjan tahun
2). Cs (iklim laut sedang dengan musim panas yang kering), bulan terkering hujannya lebih kecil dari 30 mm.
3)   Cw (iklim Laut sedang dengan musim dingin yang kering)
d. Iklim D (iklim dingin atau boreal atau humid microthermal climates)
    Temperatur rata-rata bulan terdingin kuyang dari -3° C
    Temperatur rata-rata bulan terpanas lebih besar dari 10° C
    Iklim D ini dibagi menjadi dua tipe iklim, yaitu sebagai berikut :
1)   Df (iklim dingin tanpa bulan kering atau iklim hutan bersalju basah sepanjang tahun).
2)   Dw (iklim dingin dengan musim dingin yang kering atau iklim hutan bersalju dengan musim kering pada musim dingin).
Hujan dalam musim panas tidak begitu lebat. Hujan dalam musim dingin sangat kecil.
e. Iklim E (iklim kutub atau polar climates)
Rata-rata temperatur bulan terpanas kuyang dari 10° C (50° F).
Iklim E ini dibagi menjadi dua tipe iklim, yaitu sebagai berikut :
1)   EF (iklim es – salju abadi)
Ciri-cirinya adalah :
a). temperatur rata-rata bulan terpanas lebih kecil dari 0° C (32° F);
b) adanya es dan salju yang abadi.
2)   ET (iklim tundra)
Ciri-cirinya adalah:
a)  bulan terpanas, rata-rata temperatur lebih besar dari O° Cn(32° F) lebih kecil dari 10° C (50° F);
b)  tidak ada hutan, yang ada hanya lumut.
Di samping dua tipe iklim (EF dan ET), ada tipe iklim yang serupa dengan EF dan ET, tetapi letaknva tidak di kutub. Iklim tersebut dipengaruhi oleh ketinggian tempat, vaitu:
a)  EFh, serupa dengan EF, tetapi terdapat di tempat yang tinggi misalnya di atas gunung yang tinggi;
b)  ETh, serupa dengan ET, tetapi terdapat di tempat yang tinggi, misalnya di atas gunung yang tinggi.
6. Iklim Schmid-Ferguson
    Pada tahun 1951 Schmid-Ferguson mengadakan pembagian iklim di Indonesia berdasarkan sifat basah dan kering bulan (curah hujan). Dalam pembagian iklim digunakan simbol hurup dari dari A sampai H untuk menentukan perbandingan bulan basah dan bulan kering digunakan
            Rata-rata bulan kering
Q =     ------------------------------  x 100 %
            Rata-rata bulan basah
      


Keterangan :
Bulan kering   = bulan yang rata-rata curah hujannya kuyang dari 60 mm
Bulan lembab = bulan yang rata-rata curah hujannya antara 60-100  mm
Bulan basah   = bulan yang rata-rata curah hujannya lebih dari 100 mm
Tipe pembagian Iklim
Tabel data curah hujan  di Jawa Timur
Bln
Jan
Peb
Mart
Aprl
Mei
Jun
Jul
Agust
Sept
Okt
Nop
Des
C H
200
180
230
190
150
98
85
77
75
40
50
48
    Bulan kering = 3 bulan
    Bulan basah  = 5 bulan 
        3
Q = --- x 100 % = 60 %
        5
Menurut data tersebut di atas dari hasil perhitungan nilai Q, di Jawa Timur termasuk tipe iklim C (agak basah)

2 komentar:

  1. kerreen bu ilmu ada dmna aja
    pengetahuan yang perlu dipahami

    BalasHapus
  2. Artikel yang dapat menunjang para pelajar yang ingin masuk Ipa, semoga bermanfaat bagi pembacanya.

    BalasHapus